Websitehttp://ummat.tv*Kumpulan Video Ummat TV : Streaming: www.ummat.tv dan www.ummat.tv/live-streaming*LIKE Fanpag AlMujadalah ayat 10 8 ibrahim ayat 7 9 Contoh petunjuk bagi orang beriman 10 Hukum tajwidnya surat alhujurat ayat 35 11 ali imran 12 Hadis+riwayat+muslim:1635 13 Ibrahim 7 14 Qur'an+Surat+almaidah+ayat+148 15 Obat asy syifa 16 Al baqarah Hasil pencarian tentang Surah+an-nur+ayat+35+dan+rumi. ini yakni ayat 90 surah An-Nahl, adalah ayat SurahAn-Nur (Arab: النّور‎) adalah surah ke-24 dari Alquran. Surah ini terdiri atas 64 ayat, dan termasuk golongan surah Madaniyah. Dinamai An-Nur yang berarti Cahaya yang diambil dari kata An-Nur yang terdapat pada ayat ke 35. Dalam ayat ini, Allah ﷻ menjelaskan tentang Nur Ilahi, yakni Alquran yang mengandung petunjuk-petunjuk. TipsRuqyah dengan Surat An Nur ayat 35 - Ustadz Adam Amrullah KELEBIHANSURAH AN-NUUR AYAT 35-38 Allah yang menerangi langit dan bumi. Bandingan nur hidayah petunjuk Allah (Kitab Suci Al-Quran) adalah sebagai sebuah "misykaat" yang berisi sebuah lampu; lampu itu dalam geluk kaca (qandil), geluk kaca itu pula (jernih terang) laksana bintang yang bersinar cemerlang; lampu itu dinyalakan dengan minyak dari 35Surah Al Mu'Minun - Ayat 28 :-Perahu selamat dari karamdan rumahnya akan selamat dari kecurian dan dari seranganmusuh. 36.Surah An Nur :-Baca nescaya terhindar dari mimpi-mimpiburuk. 37.Surah An Nur - Ayat 35 :-Baca setiap hari Jumaat sebelumsolat Asar, nescaya disegani oleh orang ramai. 38.Surah Al Furqan :- Marikita buka surah An Nur 35, sehingga orang keluar dari perbuatan yang tercela menjadi kebaikan. Hal ini terjadi kepada Nabi Yusuf Alaihissalam : Sungguh wanita itu telah bermaksud ( melakukan perbuatan itu ) dengan Yusuf dan Yusuf pun bermaksud ( melakukan pula) dengan wanita itu, andai kata tidak melihat tanda ( Burhan/ cahaya A6iHwSi. Setiap surah dalam Alquran memiliki keistimewaan dan keutaman. Bagi setiap orang yang mau mempelajari Alquran dengan sungguh-sungguh tentu akan memperoleh keberkahan dan menemukan petunjuk-petunjuk dalam menjalani kehidupan. Di antara surah yang sangat istimewa dalam Alquran adalah surah an-Nur. Surah ini merupakan surah ke-24 dalam Alquran atau juz ke-18 dan memiliki 64 ayat. Surah an-Nur masuk pada klasifikasi surat Madaniyah karena surat ini diturunkan Allah ketika Rasulullah telah berhijrah dari Mekkah ke Yastrib atau Madinah. Pendiri Quantum Akhyar Institut, Ustaz Adi Hidayat, menjelaskan, dari penamaan surah saja, yakni an-Nur, sudah menunjukkan keistimewaan surah tersebut. Secara harfiah an-Nur berarti cahaya. Ustaz Adi Hidayat menjelaskan, nama surah an-Nur menunjukkan bahwa seluruh ayat yang terkandung dalam surah itu merupakan cahaya yang merupakan petunjuk dari Allah kepada hamba-Nya agar selamat dalam menjalani kehidupan. "Allah ingin memberikan kesan bahwa surat ini spesial, karena di seluruh suratnya, ayatnya mengandung cahaya, pedoman-pedoman yang kalau kita pelajari, kita amalkan, Allah akan memberikan cahaya dalam kehidupan kita, yang membuat kita bersinar di hadapan Allah," kata Ustaz Adi Hidayat dalam kajian daringnya. Surah an-Nur memuat banyak pedomaan syariat. Ini sekaligus karakteristik dari surah Madaniyah. Berkaitan dengan itu dalam awal surah an-Nur, yakni pada ayat satu, Allah menjelaskan bahwa surah an-Nur diturunkan menjelaskan hukum-hukum Allah bagi umat manusia. "Inilah suatu surah yang Kami turunkan dan Kami wajibkan menjalankan hukum-hukum-Nya, dan Kami turunkan di dalamnya tanda-tanda kebesaran Allah yang jelas, agar kamu ingat." Alquran surah an-Nur ayat 1. Ustaz Adi Hidayat menjelaskan dalam permulaan surah an-Nur, Allah langsung memberikan peringatan kepada hamba yang membaca surat tersebut agar fokus dengan menaruh perhatian yang sempurna agar mendapatkan cahaya atau petunjuk Allah. Dalam ayat pertama itu terdapat kata wa faradhnaha yang berarti kami wajibkan menjalankan hukum-hukum yang ada di dalamnya. Salah satu ahli tafsir dari kalangan tabiin, yakni Mujahid bin Jabar dan Qatadah menjelaskan bahwa makna dari lafaz wa faradhnaha dalam surat itu, yakni bahwa Allah dalam surat itu menerangkan perkara yang halal, haram, perintah, larangan dan batasan-batasan bagi manusia. Begitu pun keterangan Imam Bukhari yang mengatakan faradhnaha memiliki arti Allah mewajibkan hukum-hukum yang terkandung di dalamnya bagi manusia baik pada masa saat ayat itu diturunkan yakni masa sahabat maupun sesudahnya hingga hari akhir. Ustaz Adi Hidayat mengatakan, dengan mematuhi apa yang dijelaskan pada ayat-ayat dalam surah an-Nur, seseorang akan memperoleh cahaya atau petunjuk dalam kehidupannya sehingga selamat. "Jadi, keistimewaan surah an-Nur ini bukan sekadar menerangkan ini halal dan haram, tetapi menerangkan dengan sejelas-jelasnya, sejernih-jernihnya sehingga tidak ada celah bagi kita untuk mengelak dari semua. Supaya lebih ingat dan dekat dengan Allah," ujar Ustaz Adi Hidayat. Pada ayat pertama itu juga terdapat kata tadzakarun tepatnya pada posisi akhir ayat pertama. Ustaz Adi Hidayat mengatakannya dengan kata tadzakarun menginformasikan dengan sangat jelas bahwa dengan membaca, memahami, dan mengamalkan apa yang telah Allah firmankan dalam surah an-Nur akan menjadi senantiasa terhubung mengingat Allah. "Dengan kata tadzakarun menunjukkan rahmat Allah, bermakna cara cepat terhubung dengan Allah. Sehingga, berada dalam pantauan rahmatnya, bersinar dalam setiap tindakan, mendapatkan cahaya-Nya," katanya. Namun, apakah setiap orang yang membaca surah an-Nur sudah pasti akan mendapatkan cahaya? Ustaz Adi Hidayat mengatakan pada ayat pertama surah an-Nur itu juga terdapat kata la'alakum yang merupakan kata untuk menunjukkan makna sesuatu yang akan diraih tak mungkin tercapai dengan kesungguhan. Karena itu, menurut dia, tidak semua orang yang mengaji atau membaca surah an-Nur mendapatkan cahaya sebagaimana dijadikan nama pada surat itu. Menurut dia, hanya orang-orang yang mau bersungguh-sungguh membaca, memahami, dan mengamalkan surah an-Nur yang akan memperoleh cahaya sehingga selamat dalam menjalankan hidup. Karena itu, kata dia, agar semua bisa diraih, terlebih dulu harus menancapkan kesungguhan dalam hati untuk menggali kandungan dalam surah an-Nur dan bersungguh-sungguh untuk mengamalkannya. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini Surat An Nuur terdiri atas 64 ayat, dan termasuk golongan surat-surat Madaniyah. Dinamai An Nuur yang berarti Cahaya, diambil dari kata An Nuur yang terdapat pada ayat ke 35. Dalam ayat ini, Allah menjelaskan tentang Nuur Ilahi, yakni Al Quran yang mengandung petunjuk-petunjuk. Petunjuk-petunjuk Allah itu, merupakan cahaya yang terang benderang menerangi alam semesta. Surat ini sebagian besar isinya memuat petunjuk- petunjuk Allah yang berhubungan dengan soal kemasyarakatan dan rumah adalah khasiat daripada Surah An-Nuur - Menghindari mimpi buruk dan mengurangkan nafsu syahwatKhasiat ayat 16-18 = Penawar penyakit mazmumah16. Dan mengapa kamu tidak berkata, diwaktu mendengar berita bohong itu "Sekali-kali tidaklah pantas bagi kita memperkatakan ini, Maha Suci Engkau Ya Tuhan kami, ini adalah dusta yang besar."17. Allah memperingatkan kamu agar jangan kembali memperbuat yang seperti itu selama-lamanya, jika kamu orang-orang yang dan Allah menerangkan ayat-ayatNya kepada kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha ayat 33-34 = Penawar zina33. Dan orang-orang yang tidak mampu kawin hendaklah menjaga kesucian dirinya, sehingga Allah memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan budak-budak yang kamu miliki yang memginginkan perjanjian, hendaklah kamu buat perjanjian dengan mereka, jika kamu mengetahui ada kebaikan pada mereka, dan berikanlah kepada mereka sebahagian dari harta Allah yang dikaruniakan-Nya kepadamu. Dan janganlah kamu paksa budak-budak wanitamu untuk melakukan pelacuran, sedang mereka sendiri mengingini kesucian, karena kamu hendak mencari keuntungan duniawi. Dan barangsiapa yang memaksa mereka, maka sesungguhnya Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang kepada mereka sesudah mereka dipaksa Dan sesungguhnya Kami telah menurunkan kepada kamu ayat-ayat yang memberi penerangan, dan contoh-contoh dari orang-orang yang terdahulu sebelum kamu dan pelajaran bagi orang-orang yang ayat 35 = Pengasih, murah rezeki, penyembuhan dan Pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya Allah, adalah seperti sebuah lubang yang tak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam kaca dan kaca itu seakan-akan bintang yang bercahaya seperti mutiara, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang berkahnya, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di sebelah timur sesuatu dan tidak pula di sebelah baratnya, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah membimbing kepada cahaya-Nya siapa yang dia kehendaki, dan Allah memperbuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia, dan Allah Maha Mengetahui segala ayat 40 = Aman dari gangguan binatang buas dan orang seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak pula, di atasnya lagi awan; gelap gulita yang tindih-bertindih, apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, dan barangsiapa yang tiada diberi cahaya petunjuk oleh Allah tiadalah dia mempunyai cahaya sedikitpun. - Unknown خَيْرُكُمْ مَنْ تَعَلَّمَ الْقُرْآنَ وَعَلَّمَهُ artinya "Sebaik-Baik Kalian Adalah Orang Yang Belajar Al-Quran Dan Mengajarkannya." Allah adalah pemberi cahaya, karenanya Dia menurunkan Al-Qur’an untuk menjadi cahaya bagi kehidupan manusia. Allah adalah pemberi cahaya pada langit dan bumi, baik cahaya material yang kasat mata maupun cahaya immaterial seperti keimanan, pengetahuan, dan lainnya. Perumpamaan kecerlangan cahaya-Nya yang menerangi hati orang-orang mukmin seperti sebuah lubang yang tidak tembus sehingga tidak diterpa angin yang dapat memadamkan cahaya, dan membantu mengumpulkan cahaya lalu memantulkannya; yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun, yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, sehingga pohon itu selalu mendapat sinar matahari sepanjang hari. Kejernihan minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya, berlapis-lapis; pelita adalah cahaya, demikian pula kaca dan minyak yang begitu jernih, sehingga sempurnalah sinarnya. Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, yaitu siapa saja yang mengikuti petunjuk Al-Qur’an, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia agar mereka mudah memahami kandungannya dan mengambil pela-jaran darinya hingga akhirnya mau beriman. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu; tidak ada sedikit pun yang tersembunyi ini menerangkan bahwa Allah adalah Pemberi cahaya kepada langit dan bumi dan semua yang ada pada keduanya. Dengan cahaya itu segala sesuatu berjalan dengan tertib dan teratur, tak ada yang menyimpang dari jalan yang telah ditentukan baginya, ibarat orang yang berjalan di tengah malam yang gelap gulita dan di tangannya ada sebuah lampu yang terang benderang yang menerangi apa yang ada di sekitarnya. Tentu dia akan aman dalam perjalanannya tidak akan tersesat atau terperosok ke jurang yang dalam, walau bagaimana pun banyak liku-liku yang dilaluinya. Berbeda dengan orang yang tidak mempunyai lampu, tentu akan banyak menemui kesulitan. Meraba-raba kesana kemari berjalan tertegun-tegun karena tidak tahu arah, maka pastilah orang ini akan tersesat atau mendapat kecelakaan karena tidak melihat alam sekitarnya. Amat besarlah faedahnya cahaya yang diberikan Allah kepada alam semesta ini. Cahaya yang dikaruniakan Allah itu bukan sembarang cahaya. Ia adalah cahaya yang istimewa yang tidak ada bandingannya, karena cahaya itu bukan saja menerangi alam lahiriah, tetapi menerangi batiniah. Allah memberikan perumpamaan bagi cahaya-Nya dengan sesuatu yang dapat dilihat dan dirasakan oleh manusia pada waktu diturunkannya ayat ini, yaitu dengan cahaya lampu yang dianggap pada masa itu merupakan cahaya yang paling cemerlang. Mungkin bagi kita sekarang ini cahaya lampu itu kurang artinya bila dibandingkan dengan cahaya lampu listrik seribu watt apalagi cahaya yang dapat menembus lapisan-lapisan yang ada di depannya. Sebenarnya cahaya yang menjadi sumber kekuatan bagi alam semesta tidak dapat diserupakan dengan cahaya apa pun yang dapat ditemukan manusia seperti cahaya laser umpamanya. Allah memberikan perumpamaan bagi cahaya-Nya dengan cahaya sebuah lampu yang terletak pada suatu tempat di dinding rumah yang sengaja dibuat untuk meletakkan lampu sehingga cahayanya amat terang sekali, berlainan dengan lampu yang diletakkan di tengah rumah, maka cahayanya akan berkurang karena luasnya ruangan yang menyerap cahayanya. Sumbu lampu itu berada dalam kaca yang bersih dan jernih. Kaca itu sendiri sudah cemerlang seperti kristal. Minyaknya diperas dari buah zaitun yang ditanam di atas bukit, selalu disinari cahaya matahari pagi dan petang. Maka pada ayat ini diibaratkan dengan tumbuh-tumbuhan yang tidak tumbuh di timur dan tidak pula di barat, karena kalau pohon itu tumbuh di sebelah timur, mungkin pada sorenya tidak ditimpa cahaya matahari lagi, demikian pula sebaliknya. Minyak lampu itu sendiri karena jernihnya dan baik mutunya hampir-hampir bercahaya, walaupun belum disentuh api, apalagi kalau sudah menyala tentulah cahaya yang ditimbulkannya akan berlipat ganda. Di samping cahaya lampu itu sendiri yang amat cemerlang, cahaya itu juga dipantulkan oleh tempat letaknya, maka cahaya yang dipantulkan lampu itu menjadi berlipat ganda. Demikianlah perumpamaan bagi cahaya Allah meskipun amat jauh perbedaan antara cahaya Allah dan cahaya yang dijadikan perumpamaan. Allah memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya untuk mendapat cahaya itu sehingga dia selalu menempuh jalan yang lurus yang menyampaikannya kepada cita-citanya yang baik dan selalu bertindak bijaksana dalam menghadapi berbagai macam persoalan dalam hidupnya. Berbahagialah orang yang mendapat pancaran Nur Ilahi itu, karena dia telah mempunyai pedoman yang tepat yang tidak akan membawanya kepada hal-hal yang tidak benar dan menyesatkan. Untuk memperoleh Nur Ilahi itu seseorang harus benar-benar beriman dan taat kepada perintah Allah serta menjauhi segala perbuatan maksiat. Imam Syafi'i pernah bertanya kepada gurunya yang bernama Waki' tentang hafalannya yang tidak pernah mantap dan cepat lupa, maka gurunya itu menasehatinya supaya ia menjauhi segala perbuatan maksiat, karena ilmu itu adalah Nur Ilahi, dan Nur Ilahi itu tidak akan diberikan kepada orang yang berbuat maksiat. Seperti dalam syair di bawah ini Aku mengadu kepada Waki' tentang buruknya hafalanku, Lalu ia menasihatiku agar meninggalkan kemaksiatan. Ia memberitahuku bahwa ilmu itu adalah cahaya, Dan Cahaya Allah tidak diberikan kepada orang yang berbuat maksiat. Yahya bin Salam pernah berkata, "Hati seorang mukmin dapat mengetahui mana yang benar sebelum diterangkan kepadanya, karena hatinya itu selalu sesuai dengan kebenaran." Inilah yang dimaksud dengan sabda Rasulullah saw. Berhati-hatilah terhadap firasat orang mukmin, karena ia melihat dengan Nur Allah. Riwayat al-Bukhari dalam kitab at-Tarikh al-Kabir dari Abu Sa'id al-Khudri Tentu saja yang dimaksud dengan orang mukmin di sini ialah orang-orang yang benar beriman dan bertakwa kepada Allah dengan sepenuhnya. Ibnu 'Abbas berkata tentang ayat ini, "Inilah contoh bagi Nur Allah dan petunjuk-Nya yang berada dalam hati orang mukmin. Jika minyak lampu dapat bercahaya sendiri sebelum disentuh api, dan bila disentuh oleh api bertambah cemerlang cahayanya, maka seperti itu pula hati orang mukmin, dia selalu mendapat petunjuk dalam tindakannya sebelum dia diberi ilmu. Apabila dia diberi ilmu, akan bertambahlah keyakinannya, dan bertambah pula cahaya dalam hatinya. Demikianlah Allah memberikan perumpamaan kepada manusia tentang Nur-Nya. Sesungguhnya Dia Maha Mengetahui segala sesuatu." ۞ اَللّٰهُ نُوْرُ السَّمٰوٰتِ وَالْاَرْضِۗ مَثَلُ نُوْرِهٖ كَمِشْكٰوةٍ فِيْهَا مِصْبَاحٌۗ اَلْمِصْبَاحُ فِيْ زُجَاجَةٍۗ اَلزُّجَاجَةُ كَاَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّيٌّ يُّوْقَدُ مِنْ شَجَرَةٍ مُّبٰرَكَةٍ زَيْتُوْنَةٍ لَّا شَرْقِيَّةٍ وَّلَا غَرْبِيَّةٍۙ يَّكَادُ زَيْتُهَا يُضِيْۤءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌۗ نُوْرٌ عَلٰى نُوْرٍۗ يَهْدِى اللّٰهُ لِنُوْرِهٖ مَنْ يَّشَاۤءُۗ وَيَضْرِبُ اللّٰهُ الْاَمْثَالَ لِلنَّاسِۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ۙTerjemahanAllah pemberi cahaya kepada langit dan bumi. Perumpamaan cahaya-Nya, seperti sebuah lubang yang tidak tembus, yang di dalamnya ada pelita besar. Pelita itu di dalam tabung kaca dan tabung kaca itu bagaikan bintang yang berkilauan, yang dinyalakan dengan minyak dari pohon yang diberkahi, yaitu pohon zaitun yang tumbuh tidak di timur dan tidak pula di barat, yang minyaknya saja hampir-hampir menerangi, walaupun tidak disentuh api. Cahaya di atas cahaya berlapis-lapis, Allah memberi petunjuk kepada cahaya-Nya bagi orang yang Dia kehendaki, dan Allah membuat perumpamaan-perumpamaan bagi manusia. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu. The Parable of the Light of Allah`Ali bin Abi Talhah reported that Ibn `Abbas said﴿اللَّهُ نُورُ السَّمَـوَتِ وَالاٌّرْضِ﴾Allah is the Light of the heavens and the earth. means, the Guide of the inhabitants of the heavens and the earth. Ibn Jurayj said "Mujahid and Ibn `Abbas said concerning the Ayah﴿اللَّهُ نُورُ السَّمَـوَتِ وَالاٌّرْضِ﴾Allah is the Light of the heavens and the earth. He is controlling their affairs and their stars and sun and moon.'' As-Suddi said concerning the Ayah﴿اللَّهُ نُورُ السَّمَـوَتِ وَالاٌّرْضِ﴾Allah is the Light of the heavens and the earth. by His Light the heavens and earth are illuminated. In the Two Sahihs, it is recorded that Ibn `Abbas, may Allah be pleased with him, said "When the Messenger of Allah got up to pray at night, he would sayاللَّهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ، أَنْتَ قَيِّمُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ، وَلَكَ الْحَمْدُ أَنْتَ نُورُ السَّمَوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَنْ فِيهِنَّ»O Allah, to You be praise, You are the Sustainer of heaven and earth and whoever is in them. To You be praise, You are the Light of the heavens and the earth and whoever is in them. It was narrated that Ibn Mas`ud said, "There is no night or day with your Lord; the Light of the Throne comes from the Light of His Face.''﴿مَثَلُ نُورِهِ﴾The parable of His Light There are two views concerning the meaning of the pronoun His. The first is that it refers to Allah, may He be glorified and exalted, meaning that the parable of His guidance in the heart of the believer is﴿كَمِشْكَاةٍ﴾as a niche This was the view of Ibn `Abbas. The second view is that the pronoun refers to the believer, which is indicated by the context of the words and implies that the parable of the light in the heart of the believer is as a niche. So the heart of the believer and what he is naturally inclined to of guidance and what he learns of the Qur'an which is in accordance with his natural inclinations are, as Allah says﴿أَفَمَن كَانَ عَلَى بَيِّنَةٍ مِّن رَّبِّهِ وَيَتْلُوهُ شَاهِدٌ مِّنْهُ﴾Can they who rely on a clear proof from their Lord, and whom a witness from Him recites it can they be equal with the disbelievers ﴿1117﴾. The heart of the believer in its purity and clarity is likened to a lamp in transparent and jewel-like glass, and the Qur'an and Shari`ah by which it is guided are likened to good, pure, shining oil in which there is no impurity or deviation.﴿كَمِشْكَاةٍ﴾as if there were a niche Ibn `Abbas, Mujahid, Muhammad bin Ka`b and others said, "This refers to the position of the wick in the lamp.'' This is well-known, and hence Allah then says﴿فِيهَا مِصْبَاحٌ﴾and within it a lamp. This is the flame that burns brightly. Or it was said that the niche is a niche in the house. This is the parable given by Allah of obedience towards Him. Allah calls obedience to Him as light, then He calls it by other numerous names as well. Ubayy bin Ka`b said, "The lamp is the light, and this refers to the Qur'an and the faith that is in his heart.'' As-Suddi said, "It is the lamp.''﴿الْمِصْبَاحُ فِى زُجَاجَةٍ﴾the lamp is in a glass, means, this light is shining in a clear glass. Ubayy bin Ka`b and others said, "This is the likeness of the heart of the believer.''﴿الزُّجَاجَةُ كَأَنَّهَا كَوْكَبٌ دُرِّىٌّ﴾the glass as it were a star Durriyyun, Some authorities recite the word Durriyyun with a Dammah on the Dal and without a Hamzah, which means pearls, as if it were a star made of pearls Durr. Others recite it as Dirri'un or Durri'un, with a Kasrah on the Dal, or Dammah on the Dal, and with a Hamzah at the end, which means reflection Dir', because if something is shone on the star it becomes brighter than at any other time. The Arabs call the stars they do not know Darari. Ubayy bin Ka`b said a shining star. Qatadah said "Huge, bright and clear.''﴿يُوقَدُ مِن شَجَرَةٍ مُّبَـرَكَةٍ﴾lit from a blessed tree, means, it is derived from olive oil, from a blessed tree.﴿زَيْتُونَةٍ﴾an olive, This refers to the blessed tree mentioned previously.﴿لاَّ شَرْقِيَّةٍ وَلاَ غَرْبِيَّةٍ﴾neither of the east nor of the west, means, it is not in the eastern part of the land so that it does not get any sun in the first part of the day, nor is it in the western part of the land so that it is shaded from the sun before sunset, but it is in a central position where it gets sun from the beginning of the day until the end, so its oil is good and pure and shining. Ibn Abi Hatim recorded that Ibn `Abbas commented on﴿زَيْتُونَةٍ لاَّ شَرْقِيَّةٍ وَلاَ غَرْبِيَّةٍ﴾an olive, neither of the east nor of the west, "This is a tree in the desert which is not shaded by any other tree or mountain or cave, nothing covers it, and this is best for its oil.'' Mujahid commented on﴿لاَّ شَرْقِيَّةٍ وَلاَ غَرْبِيَّةٍ﴾neither of the east nor of the west, saying; "It is not in the east where it will get no sun when the sun sets, nor is it in the west where it will get no sun when the sun rises, but it is in a position where it will get sun both at sunrise and sunset.'' Sa`id bin Jubayr commented﴿زَيْتُونَةٍ لاَّ شَرْقِيَّةٍ وَلاَ غَرْبِيَّةٍ يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىءُ﴾an olive, neither of the east nor of the west, whose oil would almost glow forth of itself "This is the best kind of oil. When the sun rises it reaches the tree from the east and when it sets it reaches it from the west, so the sun reaches it morning and evening, so it is not counted as being in the east or in the west.''﴿يَكَادُ زَيْتُهَا يُضِىءُ وَلَوْ لَمْ تَمْسَسْهُ نَارٌ﴾whose oil would almost glow forth of itself, though no fire touched it. `Abdur-Rahman bin Zayd bin Aslam said this means because the oil itself is shining.﴿نُّورٌ عَلَى نُورٍ﴾Light upon Light! Al-`Awfi narrated from Ibn `Abbas that this meant the faith and deeds of a person. As-Suddi said﴿نُّورٌ عَلَى نُورٍ﴾Light upon Light! "Light of the fire and the light of the oil when they are combined they give light, and neither of them can give light without the other. Similarly the light of the Qur'an and the light of faith give light when they are combined, and neither can do so without the other.''﴿يَهْدِى اللَّهُ لِنُورِهِ مَن يَشَآءُ﴾Allah guides to His Light whom He wills. means, Allah shows the way to the ones whom He chooses, as it says in the Hadith recorded by Imam Ahmad from `Abdullah bin `Amr, who said, "I heard the Messenger of Allah sayإِنَّ اللهَ تَعَالَى خَلَقَ خَلْقَهُ فِي ظُلْمَةٍ ثُمَّ أَلْقَى عَلَيْهِمْ مِنْ نُورِهِ يَوْمَئِذٍ، فَمَنْ أَصَابَ مِنْ نُورِهِ يَوْمَئِذٍ اهْتَدَى وَمَنْ أَخْطَأَ ضَلَّ فَلِذَلِكَ أَقُولُ جَفَّ الْقَلَمُ عَلَى عِلْمِ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ»Allah created His creation in darkness, then on the same day He sent His Light upon them. Whoever was touched by His Light on that day will be guided and whoever was missed will be led astray. Hence I say the pens have dried in accordance with the knowledge of Allah, may He be glorified.''﴿وَيَضْرِبُ اللَّهُ الاٌّمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلَيِمٌ﴾And Allah sets forth parables for mankind, and Allah is All-Knower of everything. Having mentioned this parable of the Light of His guidance in the heart of the believer, Allah ends this Ayah with the words﴿وَيَضْرِبُ اللَّهُ الاٌّمْثَالَ لِلنَّاسِ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَىْءٍ عَلَيِمٌ﴾And Allah sets forth parables for mankind, and Allah is All-Knower of everything. meaning, He knows best who deserves to be guided and who deserves to be led astray. Imam Ahmad recorded that Abu Sa`id Al-Khudri said, "The Messenger of Allah saidالْقُلُوبُ أَرْبَعَةٌ قَلْبٌ أَجْرَدُ فِيهِ مِثْلُ السِّرَاجِ يُزْهِرُ، وَقَلْبٌ أَغْلَفُ مَرْبُوطٌ عَلَى غِلَافِهِ، وَقَلْبٌ مَنْكُوسٌ، وَقَلْبٌ مُصْفَحٌ. فَأَمَّا الْقَلْبُ الْأَجْرَدُ فَقَلْبُ الْمُؤْمِنِ سِرَاجُهُ فِيهِ نُورُهُ، وَأَمَّا الْقَلْبُ الْأَغْلَفُ فَقَلْبُ الْكَافِرِ، وَأَمَّا الْقَلْبُ الْمَنْكُوسُ فَقَلْبُ الْمُنَافِقِ، عَرَفَ ثُمَّ أَنْكَرَ، وَأَمَّا الْقَلْبُ الْمُصْفَحُ فَقَلْبٌ فِيهِ إِيمَانٌ وَنِفَاقٌ، وَمَثَلُ الْإِيمَانِ فِيهِ كَمَثَلِ الْبَقْلَةِ يُمِدُّهَا الْمَاءُ الطَّيِّبُ،وَمَثَلُ النِّفَاقِ فِيهِ كَمَثَلِ الْقَرْحَةِ يُمِدُّهَا الدَّمُ وَالْقَيْحُ، فَأَيُّ الْمدَّتَيْنِ غَلَبَتْ عَلَى الْأُخْرَى غَلَبَتْ عَلَيْهِ»Hearts are of four kinds the heart that is clear like a shining lamp; the heart that is covered and tied up; the heart that is upside-down; and the heart that is clad in armor. As for the clear heart, it is the heart of the believer in which is a lamp filled with light; as for the covered heart, this is the heart of the disbeliever; as for the upside-down heart, this is the heart of the hypocrite, who recognizes then denies; as for the armor-clad heart, this is the heart in which there is both faith and hypocrisy. The parable of the faith in it is that of legume, a sprout that is irrigated with good water, and the likeness of the hypocrisy in it is that of sores that are fed by blood and pus. Whichever of the two prevails is the characteristic that will dominate. Its chain of narrators is good Jayyid although they Al-Bukhari and Muslim did not record it.

kelebihan surah an nur ayat 35