Nah sebelum saya melanjutkan pembahasan di atas, mari kita pahami dulu dari manakah sebenarnya asal usul plastik itu sendiri? Plastik merupakan produk yang terbuat dari bahan Polimer, Polimer sendiri banyak didapatkan dari hasil minyak bumi. Oleh karena itu bahan terbesar dari plastik itu adalah dari minyak bumi. Terbuatdari minyak bumi dan biasa dipakai untuk tempat makanan, plastik kemasan, dan botol-botol yang lembek. Pada suhu di bawah 60 derajat celsius, plastik ini sangat resisten terhadap senyawa kimia. Daya proteksinya terhadap uap air tergolong baik. Namun, kurang baik bagi gas-gas yang lain seperti oksigen. Kantongplastik terbuat dari minyak bumi dan berbagai campuran bahan kimia yang bersifat racun dan berbahaya bagi kesehatan. Seperti yang telah dinyatakan oleh para peneliti bahwa bahan kimia dalam plastik bertanggung jawab atas berbagai kondisi medis. Beberapa jenis bahan kimia dalam kemasan plastik Namunsering juga kita menjumpai kemasan makanan yang terbuat dari plastik, kaleng, styrofoam, kemasan makanan berjenis seperti ini setelah digunakan tentu harus didaur ulang kembali agar tidak terlalu banyak dampak yang mengakibatkan pencemaran air dan tanah, tentu memang harus ada pantauan khusus untuk hal seperti ini. Baca: Kenali Bahaya Penggunaan Plastik pada Pembungkus Makanan. Penyakit Berbahaya Akibat Lalat dan Cara Menghindarinya. Jika kita konsumsi, kandungan bahan kimiawi tersebut akan masuk pada jaringan tubuh. faktor yang menyebabkan mudahnya perpindahan zat kimia tersebut karena lemahnya ikatan struktur plastik, yaitu hasil sisa monomer plastik. Namunsadarkah kita bahwa plastik terdiri atas bahan dan jenis yang berbeda-beda. Berikut adalah tujuh bahan plastik yang umum kita gunakan dan bahayanya dikutip dari intisarionline.com. 1. Polyethylene Terephthalate (PET) PET biasanya terdapat pada kemasan botol minuman ringan. PET juga terdapat pada wadah toples untuk selai atau makanan cepat Disamping itu, makanan memang perlu dikemas agar tidak mengalami kerusakan baik dari segi tekstur, rasa, atau bentuknya. styrofoam memang banyak digunakan sebagai bahan pengemas lainnya. EPS z8CO. Sebuah produk membutuhkan kemasan agar kualitasnya terjaga sampai ke tangan konsumen. Kemasan juga bisa menambah nilai jual karena membuat produk lebih representatif. Seperti yang ditulis Dybka-Stepien, dk. dalam risetnya, idealnya kemasan harus memenuhi beberapa indikator, yaitu ketersediaan bahan baku, mudah dibuang atau didaur ulang, murah, dan tidak berbahaya bagi lingkungan. Mirisnya kebanyakan pebisnis berhenti sampai indikator ketiga saja. Kemasan biasanya terbuat dari plastik karena sejumlah fiturnya yang superior dibanding material lain. Fitur tersebut antara lain jumlahnya yang melimpah di dunia, mudah dibentuk, harganya murah, ringan, tahan air, dan transparan. Namun, plastik yang sering dipakai dalam dunia bisnis adalah plastik sekali pakai atau disposable. Kemasan disposable adalah istilah yang dipakai untuk menjuluki kemasan produk sekali pakai. Sebenarnya, tidak hanya plastik. Ada beberapa material lain yang bisa kamu jadikan alternatif bila ingin berkontribusi untuj kebaikan lingkungan. Berikut beberapa jenis kemasan produk disposable beserta plus minus-nya. Baca Juga 9 Ide Kemasan yang Ramah Lingkungan untuk Produkmu Mengapa Kemasan Disposable Populer? Foto beragam kemasan plastik. Sumber Kemasan disposable adalah kemasan sekali pakai yang banyak dipilih oleh pebisnis. Ini karena harganya jauh lebih murah, ringan, dan mudah dibuang. Kemasan macam ini ideal terutama untuk produk-produk makanan take away, makanan dan minuman ringan, berbagai produk personal care, perangkat keras, dan lain sebagainya. Dengan kemasan sekali pakai ini, konsumen tak perlu mengembalikan wadah dan bisa membawa makanan sejauh apapun mereka butuhkan. Semakin pesatnya mobilitas manusia, kemasan disposable pun ikut naik daun. Keberadaannya memungkinkan konsumen menikmati produk dalam waktu lama di manapun mereka berada. Singkatnya, kemasan disposable adalah sebuah inovasi yang menguntungkan produsen dan konsumen sekaligus. 1. Plastik Foto kemasan botol plastik. Sumber Namun, kemasan disposable adalah masalah serius bagi lingkungan. Seperti yang sudah disinggung sebelumnya, kebanyakan kemasan sekali pakai yang dipakai pebisnis terbuat dari bahan paling murah dan ringan macam plastik. Ia juga kedap udara dan tahan air sehingga bisa memfasilitasi berbagai produk mulai dari makanan, minuman, barang elektronik, hingga kosmetik. Plastik konvensional sendiri terbuat dari bahan-bahan mentah tak terbarukan seperti gas alam dan minyak bumi yang kemudian diolah menjadi polimer atau biji plastik. Plastik adalah bahan yang cukup tahan banting, sehingga sebenarnya bisa didaur ulang. Namun, jumlah sampah plastik dari kemasan disposable yang melimpah dan tidak terkontrol membuatnya berserakan di berbagai tempat. Bahkan sudah merambah puncak gunung hingga dasar laut. Baca Juga Manfaat Desain Kemasan yang Menarik Beserta Tips Membuatnya 2. Bioplastik Foto kantong plastik. Sumber Sebagai alternatif, orang mulai mencari solusi dari kemasan disposable yang tidak ramah lingkungan tersebut. Munculah istilah bioplastik. Masih merujuk Dybka-Stepien, dkk, bioplastik bisa diartikan dalam dua konteks. Pertama, definisi dari Uni Eropa yang merujuk pada kemasan disposable dari bahan-bahan terbarukan seperti mikroorganisme dan biomassa. Contoh dari bioplastik ini adalah polylactic acid PLA, biasanya terbuat dari serat tanaman yang memiliki pati macam singkong. Atau polyhydro alkanoates PHA yang disusun dari berbagai mikroorganisme yang tumbuh setelah proses fermentasi. Keduanya mudah terurai alami di alam dalam waktu cepat. Tidak seperti plastik biasa yang baru bisa terurai setelah ratusan tahun, itu pun berubah menjadi mikroplastik yang bisa masuk ke air dan aliran darah makhluk hidup. Definisi kedua dari bioplastik adalah plastik yang memiliki tingkat biodegradabilitas yang lebih tinggi. Bioplastik jenis ini tidak selalu dibuat dari bahan organik, tetapi lebih mudah terurai. Contoh paling umum adalah kantong plastik yang kita dapat dari swalayan. Biasanya mereka menuliskan label biodegradable karena plastik konvensional mereka sudah diberi zat tambahan yang mampu mempercepat penguraiannya di alam. 3. Kertas Foto kantong kertas. Sumber Kertas sebagai alternatif kemasan disposable adalah sebuah paradoks. Dulu sebelum plastik ditemukan dan diproduksi massal, pebisnis menggunakan kertas sebagai kemasan produk. Jadi, tren penggunaannya di masa sekarang lebih tepat disebut sebagai kebangkitan ketimbang inovasi. Namun, kemasan kertas umumnya dipasang dengan harga lebih tinggi dibanding plastik. Ada beberapa alasan yang membuat hal ini terjadi, seperti bahan baku yang lebih susah dan proses pengolahan yang lebih sulit. Ini yang kemudian menjelaskan mengapa penggunaan kemasan kertas tidak serta merta menggantikan dan mengurangi keberadaan kemasan plastik. Studi yang dilakukan Oloyede dan Lignou di Prancis dan Polandia misalnya menunjukkan bahwa tidak semua konsumen rela membeli produk dengan harga lebih mahal karena kemasannya dianggap lebih ramah lingkungan. Hanya orang-orang yang memiliki concern terhadap lingkungan yang bersedia merogoh kocek lebih dalam untuk kemasan kertas. Baca Juga Tips Berbisnis dan Cara Packing Buku untuk Dikirim 4. Kaleng Aluminium Foto kaleng aluminium. Sumber Kaleng aluminium juga dianggap salah satu kemasan disposable yang ramah lingkungan. Asumsi ini didasarkan pada fakta bahwa aluminium bisa didaur ulang dengan mudah tanpa menurunkan kualitasnya. Beda dengan plastik yang setelah melalui proses daur ulang akan kehilangan kualitas. Kaleng sebagai kemasan disposable adalah salah satu cara mengurangi ketergantungan pada plastik dan minyak bumi secara umum. Ia juga memiliki fitur-fitur superior plastik guna mewadahi produk dengan tekstur cair dan koloid. Namun, lagi-lagi kaleng memiliki harga yang cukup mahal dibandingkan dengan pesaingnya yang membuat pebisnis mungkin harus berpikir ulang untuk memakainya. 5. Gelas Foto gelas kaca. Sumber Terbuat dari bahan-bahan alam dan mudah didaur ulang atau dipakai kembali membuat gelas menjadi salah satu kemasan yang baik untuk lingkungan. Gelas bisa dibuang atau dipakai kembali oleh konsumen tanpa memberikan efek yang berbahaya pada lingkungan karena ia akan mudah terurai dengan sendirinya. Gelas juga mulai banyak dipakai oleh pebisnis yang mengusung konsep less waste dan ramah lingkungan. Biasanya mereka mendorong konsumen untuk menukarkan kemasan beling mereka ke outlet atau membeli produk dengan wadah yang sama secara berulang. Namun, gelas terjegal harga yang mahal karena bahan baku yang lebih susah didapat serta proses pembuatan yang lebih kompleks. Produk dengan kemasan gelas akan dibanderol dengan harga lebih tinggi dibanding yang dikemas dengan botol atau wadah plastik. Baca Juga 7 Cara Mengemas Paket Agar Tetap Aman 6. Plastik Pakai Ulang Foto tas plastik pakai ulang. Sumber Plastik sebagai kemasan disposable adalah rekan pebisnis, tetapi masalah untuk keberlangsungan ekosistem. Namun, keberadaannya memang belum bisa tergantikan. Terutama untuk alasan-alasan ekonomi. Untuk itulah, beberapa produsen kemudian menemukan beberapa inovasi seperti plastik pakai ulang. Biasanya ia digunakan oleh produsen produk-produk perawatan diri seperti sampo, sabun, dan kosmetik. Beberapa produsen menerima plastik sisa kemasan produk untuk dikembalikan ke toko guna didaur ulang. Hal ini justru mendorong konsumen untuk memakai ulang kemasannya dengan memproduksi varian produk isi ulang. Hal ini memang tidak serta merta mengurangi keberadaan plastik di bumi, tetapi cukup berkontribusi memperpanjang masa pakai kemasan plastik disposable. Kemasan disposable adalah cara paling populer dan efisien untuk mengemas sebuah produk. Namun, ia bukan satu-satunya teknik mengemas yang harus kamu ikuti sebagai pebisnis. Bila memungkinkan mencoba untuk menawarkan kemasan pakai ulang pun bisa dipertimbangkan. Tetap sesuaikan dengan budget dan target pasarmu tentunya.

kemasan di samping terbuat dari bahan